Dampak Bullying Terhadap Interaksi Sosial Antar Pelajar |
Akan tetapi defiinisi bullying
menurut PeKA (Peduli Karakter Anak), bullying merupakan penggunaan agresi
dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying
dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual. Beberapa
istilah lain dalam bahasa indonesia yang seringkali digunakan masyarakat untuk
menggambarkan dan mem-visualisasikan fenomena bullying diantaranya
adalah ; penindasan, pemerasan, penggencetan, perpeloncoan, pengucilan, serta
intimidasi.
Dapat dipastikan, setiap pelajar atau remaja di Indonesia saat ini
pernah mengalami semua bentuk kekeraasan/bullying diatas. Diantaranya ada yang
menjadi pelaku, menjadi korban, atau paling tidak menjadi saksi penindasan. Bullying
bisa terjadi di sekolah maupun diluar sekolah, biasanya mereka yang bertindak
menjadi pelaku dari kejadian bullying ini mengganggu karena berbagai
alasan. Biasanya karena mereka sedang mencari perhatian dari teman sebayanya
dan orang tua mereka, atau juga karena mereka merasa hebat dan merasa menjadi
seseorang yang paling berkuasa dan memegang kendali. Kasus pembulian banyak
ditemukan di sekolah, pembulian ini biasanya dilakukan karena mereka
iri pada kelebihan yang dimiliki si target bullying.
Mereka merasa terancam
dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik atau bahkan lebih pintar
dibandingkan mereka. Atau bisa juga karena mereka memiliki masalah dan memilih
menyalurkan dan melampiaskan amarahnya kepada orang lain yang terlihat lebih
lemah darinya. Mereka para pelaku bullying tidak tahu apa dampak yang
dapat ditimbulkan karena bullying yang mereka lakukan, oleh sebab itu
mereka tidak pernah merasa bersalah atas perbuatannya.
Dampak dari bullying atau penindasan ini
bisa diterka dan dilihat dari kehidupan si korban atau si pelaku penindasan. Dampak bagi si korban akibat dari bullying
dapat menjadikannya sebagai orang yang pemalu, tidak percaya diri bahkan menjadi sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, ia selalu merasa bahwa dunia
tempatnya berpijak ini sangat tidak aman dan dipenuhi oleh orang - orang yang
kejam. Ketakukan dan trauma emosional yang dialami korban dapat memicu
kecenderungan untuk putus sekolah. Sedangkan dampak bullying bagi si
pelaku adalah menjadikannya sebagai sosok yang minim empati. Beberapa anak yang
sudah terbiasa melakukan bullying di sekolah berdampak dapat menjadikan
mereka sebagai sosok orang dewasa yang kejam atau penjahat. Jika hal ini terus
menerus di lakukan dan menjadi kebiasaan, tentunya si pelaku juga bisa terseret
ke ranah hukum karena tindakan fatal yang merek lakukan.
Bahkan pada
beberapa kasus bullying, diantaranya ada yang kemudian menyebabkan si korban menjemput maut atau pun melakukan aksi bunuh diri. Salah satu diantaranya
adalah kasus bullying yang pernah
dialami remaja bernama Jade Stringer, menurut berita gadis asal Inggris ini dibully akibat memiliki wajah yang sangat
cantik. Akibat kecantikannya itu,
Jade menerima banyak cacian dari banyak orang, baik secara langsung melalui lisan ataupun melalui pesan di media sosialnya. Karena Jade merasa terintimidasi akan hal itu, dan tidak
tahan atas perlakuan orang lain terhadap
dirinya. Ia kemudian
memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamarnya. Begitu miris,
seakan-akan nyawa hanyalah mainan. Begitu mudahnya mulut mengucapkan, begitu
mudah pula mulut itu membunuh nyawa seseorang, berhati-hatilah sebab apapun
peran kamu terhadap kasus bullying, tetap saja itu semua hanyalah merugikan,
bukan hanya untuk orang lain tetapi juga untuk orang lain disekitar kamu.
Melihat maraknya dampak negatif yang dihasilkan
dari bullying, alangkah baiknya apabila kita mencegah hal tersebut
terjadi. Untuk mencegah dan menghambat munculnya tindak penindasan itu terjadi
dikalangan remaja sekolah, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait
dengan lingkungan kehidupan remaja. Keluarga seharusnya menjadi tempat yang
nyaman untuk si remaja mengungkapkan pengalaman pengalamannya, sehingga ia
merasa mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup. Pencegahan juga dapat
dilakukan oleh pihak guru di sekolah, yaitu dengan cara mengawasi perilaku
siswanya dan mengadakan bimbingan kepada seluruh siswa mengenai cara melakukan
interaksi sosial yang baik.
Dengan demikian, setelah mengetahui dampak bullying dan berbagai resiko
yang ditimbulkan bagi pelaku ataupun korbannya, melakukan berbagai pencegahan
terhadap hal yang berkaitan dengan bulying, diharapkan adanya penurunan kasus pembullyan yang sedang marak
diperbincangkan.